Menyebut spekulan terkenal tidak akan lengkap
tanpa menyebut Nicolas Darvas. Darvas mengembangkan teori yang disebutnya Box
Theory yang berhasil membawanya mengubah modal sebesar $25.000 menjadi $2juta
hanya dalam waktu 18 bulan. Siapakah Nicolas Darvas? Mengapa majalah Times
sampai memberikan hampir satu halaman penuh baginya? Sepertinya tidak akan
cukup untuk menceritakan mengenai Darvas dan teorinya tanpa mengetahui
perjalanan pencariannya. Perlu diingat bahwa metode Darvas ini sangatlah
spekulatif dan sangat berbeda dengan metode investasi konvensional seperti
Value Investing.
Hipotesis:
Apabila terjadi perubahan
fundamental yang positif terhadap suatu saham, maka hal tersebut akan segera
tercermin pada kenaikan harga sahamnya.
TRADING RULES:
Entry Strategy:
Pembelian awal:
- Cari saham yang break new high dengan
volume yang besar.
- Pembelian dilakukan ketika suatu saham membuat new
high tanpa harus menunggu harga penutupan.
- Stop loss
diletakkan 2 fraksi harga di bawah previous high yang berhasil
ditembus.
- Ceiling (bagian
atas dari box) dikatakan telah terbentuk apabila harga tertinggi
yang baru tidak tertembus dalam 3 hari berturut-turut.
- Setelah ceiling terbentuk, maka kita dapat
menentukan floor (bagian bawah dari box) dari box
yang baru dengan cara yang sama (namun berkebalikan) dengan cara kita
menentukan ceiling.
Riding the stock
- Ketika harga menembus ceiling dan membuat box
yang baru (dengan harga lebih tinggi tentunya), biarkan stop loss
yang lama sampai dengan ceiling dan floor dari box
yang baru terbentuk.
- Pada saat ceiling dari box yang lama
tertembus, lakukan lagi pembelian
- Ketika ceiling dan floor dari box
yang baru telah terbentuk, ubah stop loss menjadi 1 fraksi harga di
bawah floor dari box yang baru.
Exit Strategy:
Exit dari market dilakukan ketika stop loss dari poin 3 pada
bagian ’pembelian awal’ dan poin 2 pada bagian ’riding the stock’
tersentuh.
Cara mencari saham yang potensial
(bisa dilakukan dengan membaca bagian keuangan di surat kabar):
- Perhatikan arah pasar
- Perhatikan 2-3 saham di dalam industri untuk mengamati
bagaimana industri-industri tersebut berperilaku sehubungan dengan arah
pergerakan pasar.
- Perubahan harga saham-saham yang kita miliki atau yang
kita minati.
- Melihat sekilas keseluruhan saham untuk mendeteksi
apakah ada saham yang harga dan volumenya beperilaku tidak seperti
biasanya. Cara lainnya adalah dengan memperhatikan bagian ’most
active stock’ atau ’top gainer’.
Secara intuitif, apabila kita
mengikuti aturan-aturan yang diterapkan oleh Darvas ini, kita akan selalu
berusaha mengikuti suatu saham selama harga saham tersebut kecenderungannya
naik.
Mengapa Darvas memilih mulai
melakukan pembelian saat harga menembus historical high? Pada kondisi
normal, kenaikan harga saham akan tertahan oleh dua pihak, yaitu:
- Profit taker.
Orang-orang yang menjual sahamnya karena telah mendapatkan keuntungan.
- Trader nyangkut.
Mereka membeli saham di harga yang tinggi dan tidak mau melepas sahamnya
ketika bergerak turun. Ketika harga kembali naik, maka orang-orang yang
telah menanti sekian lama ini memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
menjual sahamnya.
Ketika kita membeli saat harga saham
menembus historical high, satu-satunya lawan kita adalah profit taker.
Tidak ada trader nyangkut yang berusaha menjual sahamnya. Oleh
karena itulah saham yang mencetak new high relatif lebih mudah untuk
melanjutkan kenaikannya.
Disiplin dalam mematuhi stop loss yang
telah kita tetapkan. Ketika mengikuti metode Darvas, kita menjadi highlander
yang menghadapi risiko tinggi. Stop loss yang ketat akan membantu kita
ketika saham yang kita miliki jatuh harganya. Penerapan metode ini akan membuat
kita mengalami kerugian kecil-kecil karena saham yang kita beli gagal take-off.
Kerugian tersebut akan terbayar ketika saham yang kita beli terus naik. Darvas
sendiri dengan sangat pede memanfaatkan fasilitas margin secara
penuh ketika dia yakin bahwa dia membuat keputusan yang tepat.